Dibandingkan di Indonesia, kehidupan mancanegara memang memiliki potensi tindakan penyerangan yang lebih berat. Salah satunya baru saja terjadi kota Muenster, Jerman pada Sabtu (7/4). Kejadiannya sendiri adalah saat seorang pria yang mengendarai van, nekat menabrakkan mobilnya ke restoran Grosser Kiepenkerl yang ramai pengunjung, seperti dilansir AFP.
Tak main-main, karena aksi penabrakan itu, sedikitnya 30 orang terluka dan empat orang tewas termasuk sang sopir. Dari keterangan kepolisian Muenster, pelaku memilih bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri. Saksi mata menjelaskan kalau kejadian itu terjadi saat mobil van melaju kencang menju Grosser Kiepenkerl. Sekedar informasi, restoran ini memang begitu populer di kalangan turis yang tengah berkunjung ke Muenster, salah satu kota tua di wilayah Jerman barat.
Serangan tabrak brutal ini sendiri seolah membuka memori tragedi penabrakan di Berlin, Jerman pada 19 Desember 2016. Saat itu pelakunya adalah Anis Amri, seorang pencari suaka asal Tunisia yang berhasil membajak sebuah truk dan membunuh sang supir. Amri dengan sangat berani memacu truk itu dengan kecepatan penuh ke arah pasar yang ramai pengunjung sehingga membuat sekitar 12 orang tewas.
Pelaku Alami Sakit Jiwa
Dalam penyelidikan yang ada, kepolisian menegaskan jika aksi penabrakan ini tak ada hubungannya dengan teror ISIS. Herbert Reul selaku Menteri Dalam Negeri negara bagian Rhine-Westphalia menegaskan jika sang pelaku bukanlah imigran melainkan seorang individu tunggal sekaligus warga negara Jerman dengan nama Jens R yang ternyata mengalami masalah kejiwaan.
ZDF selaku lembaga siaran publik Jerman juga menyebutkan jika pelaku tak punya hubungan dengan gerakan sayap kanan. Dalam perkembangan penyelidikan, Spiegel Online menginformasikan jika Jens R tinggal di Muenster dan ditemukan senjata di flat yang dia huni. Sehari setelah kejadian itu yakni Minggu (8/4), Reul bersama Mendagri Horst Seehofer dan Armin Laschet selaku Perdana Menteri negara bagian Rhine-Westphalia melakukan kunjungan untuk memberikan penghormatan pada keluarga korban.
Hans-Joachim Kuhlisch selaku Kepala Polisi Muenster menjelaskan jika dia dan anak buahnya melakukan penyelidikan di empat apartemen Jens R. Terungkap jika pria berusia 48 tahun itu memiliki empat buah apartemen yakni dua di wilayah Jerman timur dan dua di Muenster. Senada dengan ucapan Reul, Kuhlisch juga memastikan kalau Jens R tidak memiliki motif politik atas aksinya karena hanya mempunyai permasalahan kejiwaan.Hanya saja para pejabat dan pihak berwenang belum membeberkan dengan jelas mengenai masalah kejiwaan yang dialami Jens R.
Maraton di Berlin Juga Diancam Teror
Sehari setelah aksi tabrakan brutal di Muenster, giliran warga Berlin yang mendadak terkejut. Karena pada hari Minggu (8/4) kemarin, kepolisian Jerman berhasil mengamankan empat orang pria di mana salah satunya berniat melakukan teror seranga pisau dalam acara slot paling gacor saat ini semi maraton di Berlin. Berbeda dengan Jens R yang tak memiliki motif politik, empat pelaku yang diringkus kepolisian Berlin ternyata mempunyai kaitan dengan Amri.
Dari tangan para pelaku, kepolisian menyita dua buah pisau super tajam yang memang diasah untuk melakukan teror dalam kegiatan maraton. Menanggapi berbagai aksi serangan masal, Angela Merkel selaku Kanselir Jerman pun angkat bicara. Merkel tak menampik kalau dirinya begitu terguncang dengan kejadian di Muenster dan Berlin. Supaya mengurangi beban keluarga korban, Merkel berjanji untuk mendorong seluruh pihak agar segera mencari otak di balik serangan beruntun ini sekaligus membantu para korban.