Press "Enter" to skip to content

F1 Musim 2018 Dimulai Akhir Maret, Hamilton Masih Berkuasa?

Geliat turnamen Formula 1 (F1) akan dimulai beberapa hari lagi. Ya, hari Minggu (25/3) besok, GP Australia di Melbourne akan dilangsungkan yang jadi penanda pembukaan kompetisi jet darat itu. Akan ada 21 seri F1 musim 2018 dengan penutupan dilangsukan 25 November mendatang di GP Abu Dhabi. Akan ada 20 pebalap di setiap lintasan untuk menjadi yang terbaik dalam 10 besar dan menjuari musim 2018 nanti.

 

Tentu saja nama Lewis Hamilton masih jadi favorit karena pria kelahiran Inggris itu adalah sang juara bertahan. Sudah mengoleksi empat gelar juara dunia F1, Hamilton tentu berambisi memiliki yang kelima yang masih berpeluang besar. Bersama Mercedes, Hamilton selalu tampil dominan sejak tahun 2014 dengan mesin V6 hybrid yang sukses jadi juara dunia kontruktor selama empat musim berturut-turut. Dan duet Hamilton-Mercedes digadang-gadang bakal sukses kembali di 2018 ini.

 

Apalagi jika melihat tes pramusim F1 yang terakhir, Hamilton mencatatkan waktu terbaik di Catalunya, Barcelona. Selain Mercedes, dua tim lain yang memiliki peluang jadi yang terbaik di 2018 ini adalah Ferrari dengan Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen serta Red Bull dengan Daniel Ricciardo dan Max Verstappen. Ada sebuah mitos yang muncul dalam GP Australia di mana tim yang finish posisi satu-dua di Melbourne bakal hampir selalu memastikan gelar juara dunia konstruktor akhir musim, seperti dilansir Detiksport.

 

Nico Rosberg Tahu Kelemahan Hamilton

 

Sebagai juara bertahan, Hamilton jelas akan diincar oleh banyak pebalap lain. Bahkan bukan tak mungkin kalau tim-tim lawan mulai mencari kelemahan pebalap berusia 33 tahun itu. Sekedar mengingatkan, pada musim 2017, Hamilton bisa mengalahkan Vettel lewan perjuangannya di paruh kedua musim. Karena di paruh pertama, Vettel-lah yang diprediksi bakal jadi juara dunia.

 

Mantan rekan setim Hamilton di Mercedes sekaligus juara dunia 2016, Nico Rosberg, baru-baru ini membocorkan titik lemah Hamilton. “Kelemahan terbesar Hamilton adalah dia sedikit tidak konsisten. Ada periode ketika Hamilton benar-benar tak tampil maksimal. Jika anda bisa memanfaatkan periode tersebut dan benar-benar menang di sebagian besar balapan, anda bisa membuat dia terpuruk lebih lama,” jelasnya seperti dilansir Sky Sports.

 

Rosberg pun menyinggung langkah Vettel yang sempat menggunakan strategi itu di tahun 2017, meskipun akhirnya kalah juga. Pebalap asal Jerman inipun menyarankan agar Valtteri Bottas melakukan langkah serupa. “Saat Hamilton dalam performa terbaik, dia benar-benar tak bisa dikalahkan. Dia sangat cepat dan mungkin bisa dibilang yang terbaik. Tapi pada akhirnya, selalu ada kesempatan.”

 

Hamilton Sudah Rencanakan Pensiun

 

Jika Rosberg memutuskan pensiun pada tahun 2016 hanya berselang lima hari usai ratu gaming jadi juara dunia, Hamilton justru masih bersinar mengkilap meski meraih empat gelar juara dunia. Namun hal itu tak membuat Hamilton enggan memikirkan masa pensiunnya. Bahkan pemilik 62 gelar Grand Prix ini ternyata sudah punya rencana saat pensiun nanti.

 

“Setelah pensiun, perjalanan akan sangat berbeda. Banyak yang harus dilakukan setelah pensiun. Saya tak akan diam dan tak hanya terfokus pada balap saat ini. Saya ingin 100 persen siap dan melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan sekaligus mempersiapkan energi yang banyak. Saya mencoba membangun pondasi sehingga saat berhenti nanti bisa mengatakan ‘terimakasih banyak. saya mengapresiasi segalanya’. Kemudian memulai hari selanjutnya dengan proyek baru yang memang saya inginkan,” papar Hamilton seperti dilansir Autosport.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *